Senin, 07 November 2016

Belajar Al-Qur’an Itu Hebat.

Saat kulihat langit sore itu, seolah-olah diriku tertarik kembali oleh sang waktu, memaksa pikiranku untuk kembali membuka lembaran-lembaran memori masa lalu. Kala itu, pesona angkasa biru bersatu padu dengan cahaya matahari ynagf kuning kemerahan, sehingga gradasi warna langit pada arah barat begitu menawan dan sangat sempurna. Tak cukup sampai disitu, hembusan angin nan lembut, tarian daun-daun di pohon, dan nyanyian kicauan burung-burung kecil seakan-akan menyambut datangnya pasukan-pasukan burung hitam diangkasa. Kurasa mereka telah pulang dari penjelajahannya yang penuh tantangan, tapi sangat mengasyikan!! Pelahan-lahan diriku semakin terbawa suasana, tak ingin beranjak dari batu besar dibawah pohon Ecalyptus ini. Ketika akhirnya kudengar sayu-sayu suara Adzan menggema hingga terpantul kedalam gendang telingaku. Ya tuhanku, itu artinya aku harus segera berlari memasuki asramaku.

Setelah sampai dikamarku, aku langsung memasuki kamar mandi untuk mengambil air wudhu, kemudian membawa perlengkapan sholat seperti biasan dan menuju Masjid yang tidak jauh dari asramaku. Teman-teman tahu aku berada dimana? Ya, aku adalah seorang santri MI kelas 5 disebuah Pesantren di Indramayu Jawa Barat saat itu.

Kegiatanku disanapun juga sangat beragam. Walau begitu, aku dan santri-santri lain tidak pernah ketinggalan untuk sholat berjamaah di Masjid. Itu sudah kewajiban yang harus ditaati oleh santri-santri disana. Bila itu dilanggar, resikonya pun sangat besar.

Aku termasuk Santri MI angkatan pertama, aku baru beradaptasi hidup disebuah pesantren ini sekitar 1 bulan yang lalu. Orang tuaku di Jakarta dan aku tahu, aku harus menjadi anak yang mandiri. Segala masalahku harus aku selesaikan sendiri, dan apakah teman-teman ingin tahu masalah terbesarku saat itu? Aku belum lancar dalam membaca al-qur’an.

Ini sungguh ironis tentunya, padahal sejak kecil aku sudah dibekali pendidikan TPA sebelum memasuki Taman Kanak-kanak. Namun entah mengapa rasanya lidahku ini belum dapat mengucapkan Makharijul huruf dengan benar. Jangankan Makharijul huruf, terkadang aku suka lupa bunyi antara huruf Hijaiyah satu dengan huruf Hijaiyah lainnya. Aku pun sudah dinyatakan lulus bacaan Iqra oleh Guru mengajiku, akan tetapi dengan syarat aku harus banyak berlatih. Mungkin saat itu, aku tidak terlalu memperhatikan peringatan Guruku. Aku sudah sangat senang dan puas telah lulus Iqra. Ternyata aku salah besar telah merasa puas seperti itu. Aku sungguh sangat menyesal tidak banyak berlatih. Namun penyesalan itu sudah terlambat. Kini posisiku sebagai seorang santri di sebuah pesantren, akan membuatku semakin dihantui perasaan terpojok hanya karena belum lancar membaca al-qur’an. Sederhana memang rasanya, tapi menurutku ini sebuah masalah berat. Dimana semua teman-temanku mempunyai kemampuan ini dengan mudah, dan sudah sangat umum dimiliki banyak orang seusiaku, bahkan anak yang usianya lebih muda dariku juga sudah banyak menguasai kemampuan membaca al-qur’an dengan fasih dan benar. Sedangkan aku? Sungguh memalukan! Aku yang seorang muslim, untuk membaca kitab suciku saja masa tidak bisa!? Aku malu pada diriku sendiri, terutama kepada tuhanku, ya Allah… tolonglah aku. Aku ini hambamu yang sungguh sangat bodoh!!

Aku binggung mencari solusi masalahku sendiri. Aku tidak berani mengatakan masalahku ini kepada orang lain. Orang lain disini hanya Ustad dan Ustadzahku serta teman-temanku. Aku takut jika mereka tahu tentang hal ini, mereka akan menjauhi dan mengolok-olok diriku. Terbayang sudah segala yang buruk-buruk dibenakku. Ini sangat menghambat dan meresahkan hatiku, hingga puncak keteganganku terjadi.

Pada hari itu, ada jadwal pelajaran Al-qur’an dan Hadist. Biasanya Ustadzahku hanya membahas tentang ilmu Tajwid dan latihan mengartikan setiap kata-kata atau kalimat yang terdapat didalam ayat-ayat al-qur’an. Namun kali ini berbeda, Ustadzahku akan mengambil nilai kemampuan membaca al-qur’an santri-santri dikelasku. Pemberitahuan yang mendadak ini, sangat membuatku terkejut! Betapa tidak? Inilah ketakutan terbesarku!!

Beruntung, Ustadzahku memanggil kami satu per satu sesuai dengan absen kelas atau menurut alphabet. Namaku berinisial “M” dan nomor urut absenku 28 saat itu. Sungguh! Aku sangat panik dan jantungku berdetak kencang. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Kupandangi semua teman-temanku, mereka terlihat biasa-biasa saja, dan menurutku wajah mereka sangat bebas, santai, sesantai berlibur di Pantai. Oww... bagaimana ini? “Ya Allah… kumohon tolonglah aku”. Hanya itu kata-kata yang dapat aku ucapkan dalam hati. Aku tahu pasti, saat itu wajahku sudah sangat pucat dan hatiku pun sudah sangat pasrah! Apa yang akan terjadi selanjutnya??

Kriiiiingg..!!! nyaringnya bunyi bel pertanda pelajaran Al-qur’an dan Hadist dikelasku telah usai, dan bersiap-siap untuk Sholat Dzuhur berjamaah di Masjid. Seketika itu juga tubuhku langsung lemas, rasanya sel-sel dan persendian didalam tubuhku tak berfungsi lagi, dan rohku melayang entah kemana. “Alhamdulillah..!!! terima kasih ya Allah, engkau selamatkan lagi diriku”.

Ya hari itu adalah hari yang paling menegangkan bagiku. Akan tetapi rasa santai yang baru menghampiriku, muncul hanya dalam waktu beberapa detik saja kini terbang dan menghilang lagi, ketika Ustadzahku mengumumkan pengambilan nilai membaca al-qur’an dilanjutkan minggu depan. Oohh… lengkaplah sudah kegelisahan dan kegundahanku. Aku harus segera menemukan jalan keluarnya! Disepanjang perjalanan pulang menuju asrama, aku segera memutar otak. Bagaimana caranya menyelesaikan ini semua? Aku malu dan sangat takut, aku akui selama 1 bulan disana, aku menghafal Juz amma’ atau biasa disebut Tahfidz Qur’an dengan tulisan latinnya yang biasa terdapat dibawah setiap ayat dalam sebuah surat. Sudah pasti itu lebih mudah dan sangat membantuku dalam kegiatan Tahfidz Qur’an ini. Tapi sekarang aku tidak dapat menghindar dari tugasku. Terlebih lagi tugas ini akan dimasukan nilai. Dalam membaca rangkaian huruf-huruf Hijaiyah yang beliku-liku, dengan beberapa titik-titik dibawah ataupun diatas huruf, sebenarnya aku tidak terlalu buruk. Hanya saja, aku masih sering keliru dan pusing jika melihat huruf-huruf Hijaiyah yang saling berantai itu. Seharusnya itu masalah yang tidak terlalu sulit dihadapi, jika punya semangat belajar yang tinggi, keinginan untuk bisa membaca al-qur’an dengan baik dan benar, Keyakinan yang besar untuk berhasil dan tentunya adanya orang yang membimbing. Nah inilah kesulitannya! Aku tidak tahu siapa yang bisa membimbingku? Sementara kedua orang tuaku berada di Jakarta. Rasa Maluku terlalu dan sangat besar hingga mematikan semua keyakinan dan semangatku untuk belajar membaca al-qur’an. Akan tetapi apa boleh buat, akhirnya pun aku memutuskan untuk belajar membaca al-qur’an dengan teman-teman sekamarku. Tentu saja, aku tidak secara langsung membuka rahasia sekaligus aib terbesarku ini. Aku meminta mereka mengajari atau membimbingku membaca al-qur’an dengan alasan aku belum terlalu lancar dalam hal ini, dan apakah yang terjadi pada saat itu? Diluar dugaanku, mereka dengan senang hati mau menerima permintaan yang menurutku sangat memalukan ini. “Tenang aja Medina! Kita pasti bantu masalah kamu kok, dan gak akan kasih tau siapa-siapa”. Sahut salah satu dari temanku. Duuh.. rasanya saat itu hatiku sangat lega, senang, terharu dan bahagia. Ibarat seorang tersesat didalam Gua yang sangat gelap gulita, melihat secercah titik cahaya terang yaitu sebuat jalan keluar. “Ohh.. terima kasih ya Allah, engkau selalu menolong dan mengabulkan segala doaku”.

Hari demi hari kujalani, setiap malam sehabis Sholat Isha berjamaah di Masjid. Aku segera menyusul teman-teman sekamarku untuk belajar membaca al-qur’an dikamarku. Aku bersyukur mempunyai teman-teman yang sungguh sangat baik dan pengertian pada masalahku ini. Ternyata selama ini, aku selalu berfikir negatif kepada mereka. Aku belajar banyak saat ini, betapa berartinya teman bagi diriku. Tak sia-sia aku hidup dipesantren yang penuh dengan kebersamaan. Kebersamaan itu indah sekali! Karena merekalah, aku dapat menyelesaikan masalah terbesarku ini. Terima kasih teman-teman…

Tak terasa sudah seminggu aku melaksanakan proses belajar membaca al-qur’an dengan lancar dan baik dibawah bimbingan teman-temanku. Hebatnya lagi, mereka mengajariku tanpa mereka bosan dan bukanlah suatu beban bagi mereka. Mereka sangat senang dapat membantuku, aku pun terasa lebih santai dan lebih mudah mengerti jika dibimbing oleh mereka, dibandingkan jika belajar oleh guru mengajiku dulu. Tidak ada rasa tegang ataupun gugup yang biasanya ada padaku ketika sedang membaca al-qur’an. Ini merupakan pengalamanku yang cukup berkesan dan penuh dengan hikmah, juga sangat bermanfaat bagiku. Akhirnya aku dapat membaca huruf-huruf Hijaiyah dengan benar, tidak hanya didalam ayat-ayat al-qur’an, aku juga semakin mengerti tulisan ataupun latihan-latihan yang diberikan oleh Guru Bahasa Arabku. Aku sangat tidak menyangka, ternyata ilmu membaca al-qur’an itu sangatlah luar biasa! Masih jelas teringat olehku nilai yang diberikan untukku oleh Ustadzah dalam tes membaca al-qur’an kemarin. Alhamdulillah cukup memuaskan bagiku yang sudah sangat panik dalam jangka waktu seminggu itu, angka delapan tertulis pada daftar nilai Pelajaran Al-qur’an dan Hadistku.

Aku semakin ingin tahu banyak tentang ilmu-ilmu yang terkandung didalam al-qur’an, saat Ustadzah menerangkan dan menjelaskan tentang ilmu-ilmu tajwid, cara menulis huruf-huruf Hijaiyah yang benar, dan makna yang terdapat disetiap ayat al-qur’an. Menurutku makna ayat al-qur’an sangatlah luar biasa hebatnya! Kata Ustadzah, ilmu al-qur’an itu adalah ilmu yang paling menakjubkan. Sumber dari segala sumber ilmu yang ada. Kunci dan pedoman hidup bagi manusia di dunia maupun di akhirat nanti. Oh ya! Baruku sadari sesungguhnya al-qur’an itu adalah kalam Allah SWT. kalam tuhan semesta alam yang diperuntukan khusus untuk manusia, sebagai makhluk yang sempurna. Aku baru menyadarinya! Tanpa al-qur’an maka hidup kita akan tersesat selama-lamanya. Aku bertekad dalam hati, untuk menomorsatukan ilmu ini. Ilmu al-qur’an adalah ilmu kemenangan dan keselamatan umat manusia, ilmu yang terlahir sejak 14 abad silam.

Inilah sepenggal pengalamanku yang terlintas sore ini. Matahari semakin menenggelamkan dirinya, cahayanya pun semakin redup. Tiba-tiba.. “Kak! Ayo cepetan kita Sholat Maghrib berjamaah, terus langsung ajarin kita Iqra!”. Teriakan adikku membuat lamunan soreku buyar, “Ya! Jawabku singkat”. Kini aku sudah dapat menjadi seorang Guru bagi mereka. Aku tidak mau adik-adikku mengalami hal yang pernah ku alami dulu. Aku ingin mereka berhasil seperti teman-temanku dulu. Aku ingin adikku bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain.

Tak kusangka sudah 3 tahun yang lalu usia pengalamanku itu. Tak bisa kulupakan, itulah masalah pertama yang dapat kuselesaikan ketika aku masih sekolah di pesantren. Tanpa bantuan keluargaku, mungkin sampai sekarang aku tidak bisa membaca al-qur’an dengan baik dan lancar. Aku menggangap bahwa teman-temanku adalah sebagai keluargaku disana.

Setelah selesai membimbing adik-adikku belajar membaca Iqra. Aku segera menyiapkan buku-buku pelajaran untuk besok sekolah. Tak lupa membawa al-qur’an kecilku. Disekolahku yang sekarang aku biasa memimpin teman-temanku tadarus pagi-pagi sebelum belajar dimulai. Aku senang bisa dipercaya untuk hal ini, tapi aku tidak ingin puas sampai disini. Sungguh! sampai saat ini pun aku masih harus banyak belajar dan berlatih lebih giat lagi.

Masih banyak lagi sesungguhnya rahasia-rahasia yang terkandung dalam al-qur’an lho!! Nah, mulai sekarang marilah kita coba untuk lebih mencintai al-qur’an. Jangan meremehkan kitab suci kita, insya Allah, banyak manfaat yang kita dapatkan. Bagi teman-teman yang belum bisa atau masih kurang lancar dalam membaca al-qur’an, janganlah putus asa, terlebih malas-malasan untuk belajar al-qur’an. Belajar al-qur’an atau mengaji itu sangatlah penting! Yuk.. mari kita bersama-sama tingkatkan kemampuan membaca al-qur’an! Jangan mau kalah dengan anak muslim diseluruh dunia! Berlomba-lombalah dalam hal kebaikan!! Mulai hari ini, detik ini kita semua sedang bersaing dengan semua anak-anak dibumi ini, untuk mencapai kemenangan dan keberhasilan dimasa depan..!!! 

(Medina Putri - Alumni tahun 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar