Hai teman-teman, perkenalkan namaku Siti Sarah. Biasa dipanggil
Sarah. Aku lahir di Bekasi 10 Mei 1996. Sekarang aku berumur 12 tahun loh!! Dan
aku sekarang duduk disekolah terfavorit yaitu MTs. As-Syafi’iyah 04 Cipayung
Jakarta Timur.
Oh ya teman-teman, aku mau cerita nih! Tantang pengalamanku
mengaji. Saat aku baru pertama kali membaca al-qur’an, waktu itu aku sangat
senang sekali sudah tamat Iqra dari Iqra 1 sampai Iqra 6 pada saat aku kenaikan
kelas 6 SD. Aku masih sering diajarkan oleh Umiku dirumah, setiap sehabis
Sholat Maghrib. Pada saat aku masih Iqra, aku selalu lihat Umiku mengaji dengan
lancar. Dengan seriusnya aku melihat dan memperhatikan Umiku sambil mengikuti
suaranya. Tapi aku suka ditertawakan oleh keluargaku dan Umiku yang sedang
mengaji. Kata keluargaku aku seperti orang yang menginginkan sekali bisa
membaca al-qur’an. Selain itu aku juga senang sekali mendengarkan pengajian di
Masjid.
Oh ya teman-teman, dirumahku terdapat bebagai macam dan banyak
sekali al-qur’an loh! Karena setiap malam Jum’at aku bersama keluargaku Sholat
Taubat sambil berdzikir. Pada saat itu setelah kami sekeluarga telah selesai
Sholat Maghrib berjamaah. Aku langsung dengan cepatnya mengambil al-qur’an
kepuyaanku sendiri dan langsung duduk didepan Umiku, dan meminta diajarkannya.
Lalu aku membuka al-qur’an dan membacanya. Tapi aku banyak sekali kesalahan
dalam membaca al-qur’an. Kata Umiku tidak apa-apa karena baru pertama kalinya.
Lagi pula pada saat itu aku lagi tidak konsen membaca.
Lama-kelamaan dalam membaca ayat suci al-qur’an aku merasa ada
peningkatan yang luar biasa. Sepertinya aku sudah banyak yang paham tentang
pembacaan al-qur’an yang benar. Waktu itu aku belajar cara membaca panjang
pendeknya, sukun, tasjid, ya pokoknya banyak deh.
Terus karena adikku sekarang sudah al-qur’an dan aku sudah lancar
dalam membaca al-qur’an. Aku disuruh Umiku untuk mengajarinya mengaji. Waktu
itu aku baru tahu bagaimana cara mengajarkan adikku mengaji. Tapi ada manfaat
dan kesalnya juga ketika megajarkan adikku megaji, kalau manfaatnya adikku jadi
tau bagaimana cara mengaji seperti dulu aku. Tapi kesalnya adikku yang
laki-laki ini susah sekali diaturnya karena bandel banget kalo dirumah.
Aku paling senang kalau dia lagi serius mengaji. Kalau dia lagi
serius, aku meleng sedikit saja dia langsung memarahi aku.
Walaupun adiku masih banyak kesalahhannya dalam membaca al-qur’an, aku selalu
berusaha untuk mengajarinya, sampai-sampai adikku bercucuran keringat, kasihan
ya.. He.. he.. he.. !!
Sebenarnya ketika aku belajar Iqra, aku sudah ikut mengikuti
pengajian di Masjid. Aku berangkat bareng teman-teman dirumah. Waktunya setelah
Sholat Ashar. Jadi aku mengaji dua kali dalam sehari. Menurutku mengaji di
Masjid lebih menyenangkan dari pada mengaji dirumah, karena kalau di Masjid
mengajiya berama-sama dengan temanku sehingga lebih ramai dan seru. Ya pokokkya
puas deh!! Belum lagi dengan Guru-gurunya yang tidak terlalu tegang dalam
mengajar.
Selain itu setiap hari Senin di sekolahku dijarkan bagaimana
mengaji dengan menggunakan lagu yang indah. Bermacam-macam nama lagunya, dan
aku juga sedikit mengenal dengan jenis-jenis lagunya. Belajar mengaji di
sekolahku ini dibimbing oleh Guruku yang bernama Ibu Rohmani. Ibu Rohmani
sangat bagus dalam membaca al-qur’annya, terkadang aku sampai-sampai merinding
ketika mendengarkannya. Suaranya seperti pengajian di Masjid-majid itu loh..!!!
Setiap hari sebelum pelajaran dimulai, aku dan teman-teman
sekelasku membaca al-qur’an bersama-sama dengan dibimbing oleh Guru pelajaran
pertama. Kadang-kadang teman aku yang laki-laki suka bercanda saat membaca
al-qur’an berlangsung. Sungguh sangat mengangu aku dan teman-teman lainnya.
Oh ya teman-teman, dulu aku pernah diajak oleh temanku pergi ke
Masjid At-Tin. Waktu itu disana sedang berlangsung acara Tabligh Akbar. Disana
aku melihat seorang anak berumur 7 tahun sedang membaca al-qur’an dengan sangat
lancar. Suaranya itu bagaikan air mengalir dengan lambat, panjang pendeknya tuh
terdengar sangat jelas dan teratur. Sampai aku merinding mendengarnya.
Bayangkan anak kecil seperti itu sudah bisa membaca al-qur’an dengan baik dan
lancar, bagaimana besarnya nanti ya?? Sangat-sangat luar biasa dan salut dengan
anak kecil itu, ketika mendengarnya aku langsung mengatakan “Subhanallah”,
sampai-sampai teman dan Ibu-ibu yang berada disampingku menolehkan kepala
bersamaan kearahku. Disana aku merasa takjub dan malu. Aku merasa
tersingkirkan, tetapi aku tidak merasa putus asa. Aku masih harus belajar
membaca al-qur’an lebih giat lagi. Dalam hatiku aku berkata “Aku Pasti Bisa
Sepertinya..!!!”.
Oh ya teman-teman, menurut pendapat Umiku, Alhamdulillah aku sudah
ada peningkatan dalam membaca al-qur’an. Kata Umiku aku lebih lancar dibanding
dengan kakakku yang sudah dewasa. Tetapi kakakku sudah tamat al-qur’an melebihi
aku.
Teman-teman aku masih mau cerita nih, kali ini tentang tamat
membaca al-qur’an. Aku masih ingat loh, tanggal berapa aku telah Khatam
al-qur’an. Aku Khatam pada hari Senin tepatnya tanggal 1 Januari 2008 pukul
15:00 WIB. Tepat pada bulan Ramadhan tahun kemarin.
Ceritanya seperti ini, sore-sore aku lagi tidak ada pekerjaan. Aku
bertanya-tanya kepada Umiku tentang mengaji. Lalu aku berfikir sejenak kenapa
aku tidak seperti kakak sepupuku, yang setiap sebelum bulan Ramadhan ia rela
mengorbankan waktunya hanya untuk membaca al-qur’an secara rutin.
Pada saat aku bertanya kepada Umiku, lalu terdengar kumandang
Adzan Mahgrib. Aku langsung ambil air wudhu lalu Sholat berjamaah dengan
keluargaku. Seusainya Sholat aku sempatkan untuk membaca al-qur’an, dan dari
situ aku sama sekali tidak mau lepas dan meninggalkan dari membaca al-qur’an.
Pagi, siang, sore dan malam aku korbankan waktu aku untuk membaca al-qur’an dan
segera mengKhatamkannya. Beruntung waktu itu hari libur sampai Iedul Fitri itu
tiba.
Alhamdulillah aku hanya butuh waktu tiga hari saja untuk
menyenyelesaikan bacaan al-qur’an. Disitu aku tidak sadar sama sekali,
tiba-tiba sudah sampai surat An-naas. Aku senang dan bangga terhadap diriku
sendiri, aku langsung menghadap Umiku bahwa aku telah mengKhatamkan al-qur’an
untuk yang pertama kalinya. Disitu aku minta doa kepada Umiku, semoga aku
tambah lancar dan baik dalam membaca al-qur’an, dan bisa menjadi Guru mengaji
seperti halnya Umiku sekarang, Amin..
Teman-teman tahu tidak, Acara Tausiyah yang ditayangkan oleh
Indosiar? “Mama dan Aa..”. Aku ingin sekali loh seperti Mama, seperti yang ada
dalam tanyangan Tausiyah itu, yang selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
pemirsa dirumah maupun di studio. Teman-teman tahukan, siapa yang menjadi Mama
pada acara itu? Ya betul namanya Mama Dedeh. Mama Dedeh sangat cerdas sekali
bila menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan rujukannya langsung dari al-qur’an.
Menurutku Mama Dedeh sudah tahu banyak tentang al-qur’an serta berpengalaman
juga. Mungkin jika suatu saat nanti aku bertemu dengan Mama Dedeh, aku akan benyak
bertanya tentang manfaat al-qur’an dan kegunaannya. Aku ingin sekali menjadi
Ustadzah seperti Mama Dedeh.
Oh ya teman-teman, sekarang kita bahas tentang pengajian al-qur’an
ya! Terkadang aku berfikir, kenapa kita harus membaca ayat suci al-qur’an? Sedangkan
kita belum paham memaknai dari arti al-qur’an tersebut!! Malah kebanyakan dari
Guru mengaji kita menyuruh kita untuk menghafalkan ayat-ayat al-qur’an. Huh..
kan lebih sulit lagi. Tapi itu sih kebiasaan buruk aku saja, yang malas
menghafalkan surat-surat al-qur’an. Semoga kebiasaan malasku itu bisa aku
kurangi sedikit demi sedikit. Aku harap teman-teman jangan menirunya ya!!!
Teman-teman, tau gak bahasa arabnya 75? Wahidun ya!! Eh.. salah,
kaget ya? Bercanda kok! Biar teman-teman tidak bosan dengan ceritaku. Hmm..
Kalau tidak salah bahasa arabnya 75 adalah hamsah wa sabnu’na ya!!
Lanjut ke pengajian al-qur’an, hmm.. aku senang sekali dengan arti
dari surat An-Nahl, karena meceritakan tentang kehidupan Lebah yang indah,
disiplin dan penuh tanggung jawab. Teman-teman kalau mau tahu pengkajian
surat-surat biasanya terdapat dalam Juz amma’ dan al-qur’an terjemah. Kalau
teman-teman mau mencari hukum-hukum dan peraturan tentang kehidupan sehari-hari
yang diturunkan oleh Allah, itu semua terdapat didalam al-qur’an, tidak hanya
itu kumpulan sejarah-sejarah Nabi pun juga diceritakan dalam al-qur’an.
Jadi kesimpulannya, kita harus belajar mengaji dan jangan mudah
putus asa ya!! Perbuatan putus asa termasuk kedalam godaan Setan loh,
teman-teman bisa terjerumus nanti kalau tidak semangat dalam mempelajari
al-qur’an. Usahakan mengaji sejak dini, jika yang sudah lancar membaca
al-qur’annya segeralah mengajarkannya kepada teman atau adik-adik kita yang
belum bisa membaca al-quran. Jadikanlah al-qur’an sebagai pedoman hidupmu,
seperti halnya Hadist ini:
“Aku tinggalkan kalian dua perkara dimana dengan dua perkara itu engkau
akan selamat dunia dan akhirat, yaitu Al-Qur’an dan Hadist”.
(Siti Sarah - Alumni tahun 2010)